Kamis, 11 Juni 2009

Menstek (vegetatif )

Sekolah Pertanian

Alur SEPERTA

Program Sekolah Pertanian Terpadu untuk Generasi Muda (SEPERTA)

Indonesia merupakan negara maritim sekaligus negara agraris, luas perairannya mencapai 7,9 Juta Kilometer, daratan 1.904.000 Kilometer, dengan 13.667 pulau besar dan kecil. Jumlah penduduk sekitar 230 juta, sebanyak 65 persen menetap di pedesaan, dan sisanya 35 persen di perkotaan. Bagi rakyat Indonesia pertanian masih menjadi sektor ekonomi penting. Data BPS tahun 2006, sekitar 43,33 persen dari total angkatan kerja masih bekerja di sektor pertanian di perdesaan.

Pertanian Indonesia menghadapi berbagai persoalan yang cukup mengkhawatirkan, salahsatunya adalah menurunnya minat kaum muda pedesaan untuk menekuni pertanian. Kaum muda menganggap pertanian identik dengan keterbelakangan, kemiskinan, kotor dan berbagai pencitraan negatif untuk atribut inferior lain. Bahkan secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian telah gagal sebagai sumber mata pencaharian utama bagi angkatan muda kerja perdesaan. Karena berbagai sebab itulah, generasi muda di pedesaan cenderung melakukan urbanisasi ke kota atau bekerja di sektor jasa.

Regenasi pertanian menjadi agenda utama dalam menggerakan sektor pertanian. Karena sektor ini mampu menjadi bumper dan sekaligus penggerak sektor ekonomi pedesaan. Beralihnya generasi muda ke sektor non pertanian, juga merupakan kesalahan struktur dalam pemasaran sosial. Belum optimalnya kemampuan sosialisasi dan penyuluhan pertanian, mendorong pertanian berjalan ditempat dan terkesan itu-itu saja. Menjadi sebuah fondasi dasar ketika generasi muda ditanamkan sebuah sikap wirausaha. Karena dengan dasar yang kuat ini, akan menemukan kembali jatidiri sebagai masyarakat agararis. Meskipun tanpa dipungkiri, regulasi yang baik juga sangat diperlukan untuk mendukung ini.

Kemampuan pendidikan formal untuk menumbuhkan kemampuan dan meningkatkan kecakapan hidup tidaklah sempurna. Sehingga dibutuhkan pemberdayaan dari institusi yang menggarap bidang life skills secara informal, yaitu berusaha mengoptimalisasi penggalian potensi sumberdaya alam setempat dalam mengatasi kekurang terampilan dalam kecakapan hidup untuk mengatasi kemiskinan. Memberi peluang kepada anak-anak yang tidak mampu untuk bisa mengenyam pendidikan dan bekal untuk keberlangsungan hidup mereka sangat diperlukan, sehingga mereka tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif dan mampu menjadi generasi muda yang mandiri. Sehingga menjadi tulang punggung masyarakat madani yang adil dan makmur.

Sebagai sebuah strategi, pengembangan komunitas (community development) bertujuan untuk melakukan perubahan sosial. Pengembangan kemampuan dan sumberdaya komunitas agar melakukan proses perubahan sosial ditempuh melalui pendampingan dan pemberdayaan. Melalui perubahan sosial, maka diharapkan adanya pencapaian kesejahteraan dan membuka kesempatan yang jauh lebih baik. Ketika perubahan perilaku yang diharapkan sudah ditetapkan, maka sebuah pendekatan ”penyadaran yang di intervensi” dapat terus di replikasikan secara massive. Intervensi ini berdasarkan asumsi bahwa ” pemberdayaan kesadaran merupakan kunci menuju perubahan perilaku”

Intervensi pemasaran sosial dengan melakukan inovasi melalui sekolah pertanian alternatif terpadu di pinggiran kota Tangerang (Provinsi Banten)-dengan lokasi sekolah di Kunciran dan akan mengoptimalkan dengan lokasi di sekitar di Panunggangan dan Pinangan Kota Tangerang. Intervensi kegiatan dengan memberikan pembekalan secara teknis produksi, pemeliharaan, reproduksi-aspek gabungan produksi dan pemeliharaan. Serta peningkatan kapasitas pengelolaan manajemen internal dan teknis pemasaran . Terutama untuk perikanan air tawar, pembibitan untuk tanaman perkebunan (tanaman buah dan potensi ekspor), Perternakan hewan unggas yang berbasis sumberdaya lokal (ayam kampung, bebek/itik dan entok/meri) dan ternak ruminansia (kambing dan sapi).

Dengan melakukan metode pendidikan teknis, berupa pembekalan lapangan dengan memberikan porsi lebih banyak di lapangan dibanding dengan teori. Sehingga kemampuan warga belajar dapat melakukan kemampuan teknis pertanian. Sedangkan teori adalah memperkaya kemampuan teknis di lapangan. Yang membedakan dengan jenis pelatihan yang diberikan ditempat lain adalah setelah pelatihan untuk setiap angkatan. Maka secara simultan akan melakukan sistem ranking terhadap warga belajar pada setiap angkatan. Sehingga akan ada pendampingan secara berkala.

Selasa, 09 Juni 2009

Profil Singkat Cerdas Bangsa (Tangerang)

LSM Cerdas Bangsa merupakan wadah perjuangan dan pengabdian yang didirikan pada tanggal
10 Oktober 2004 dengan akta Notaris Ny. Martinah Warmasyah, SH dengan No. 3 Tahun 2004.
Juga Surat keterangan Terdaftar di Depdagri No. 37/D.III.3/XI/2004 dan terdaftar di Pengadilan
Tinggi Jakarta Timur No. 40/Leg/LL/2004

LSM Cerdas Bangsa merupakan lembaga modern ditingkat terdepan yang merupakan bertemunya
para pihak, untuk melakukan perubahan sosial melalui pemberdayaan. Dengan tujuan, antara lain :

1. Menghimpun pemikiran-pemikiran progresif dari berbagai macam latarbelakang pendidikan kelompok masyarakat menyangkut persoalan sosial kemasyarakatan.
2. Melakukan tekanan-tekanan yang dianggap perlu terhadap Pemerintah, menyangkut penyelewengan kekuasaan (abuse of power) demi terwujudnya civil society.
3. Meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk turut terlibat aktif di dalam pengambilan-pengambilan keputusan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Head Office :
Komplek Ciledug Indah II Blok C 3 No. 24, Pedurenen Karang Tengah Kota Tangerang
Telp : +62-21-730 6320, 7345 1927

Branch Office :
Villa Serpong Blok D 7/16, BSD Serpong. Tangerang
Telp/Fax : +62-21-5382 844


No Rekening :

0120-01-002475-53-6 BRI Cabang Tangerang
atasnama LSM cabang Banten